Kamis, 19 Mei 2011

menjelma jadi nyata

Bodoh! Kamu takkan mampu menandingi diamku.

Kamu ingin diam selamanya? Mengukir ribuaan jarak diantara kita? Dan perlahan mengubur semua yang pernah terjadi.

Aku mengerti. Aku pun ingin melakukan hal yang sama bahkan mungkin lebih dari itu karena aku terlalu banyak dikecewakan oleh sikapmu.

Kamu menuntut yang menurutku terlalu hhhh. Aku kesulitan. Sedang kamu tak pernah raih tangan ini ketika tanganku sedang menepis air mata yang jatuh. 

Hai! Kemana saja kamu selama ini pacar imajinerku?!

Apa? Kamu ingin menjadi barang itu? Debu?

Percuma kamu selamanya tidak akan bisa menghilang layaknya debu! Kamu akan tetap disitu. Mungkin menepi yang kemudian siap berlari ke sudut yang memberikan cahaya dimana kamu akan merasakan kenyamanan.

Doaku semoga kamu bisa lebih membuka hati untuk yang lain. Karena aku tak lebih hanya pijakan yang tak bisa menemanimu lagi.

Pacar imajiner bisakah kita bertemu sekali lagi?

Aku suka matamu, aku bisa lihat kamu punya impian yang besar disana. Tapi aku tidak bisa lihat bayangan kita berdua. Mungkin karena terlalu sesak.

Sudah ya?

Temui aku lain kali saja ya. Ketika kamu telah menjelma jadi nyata.

Sincerely,

Tidak ada komentar: